Sejarah Berdiri Museum Geologi Bandung-
Sobat kehidupan purbakala tentu saja membuat kita penasaran. Tapi tentu
saja kembali ke masa lalu adalah hal yang tidak mungkin. Eits tunggu
dulu, Museum Geologi Bandung ternyata menyimpan berbagai pengetahuan
tentang zaman purbakala. Berbagai macam peninggaalan zaman sejarah dan
pra sejarah ada di sini. Hebat bukan? Lalu siapa sebenarnarnya
pihak-pihak yang berperan dalam pembangunan museum pendidikan ini? Ayo
cek di Sejarah Berdiri Museum Geologi Bandung berikut ini.
Bangunan ini terletak di Jl. Diponegoro 57, Bandung-Jawa Barat. Museum yang dibangun pada masa Penjajahan Belanda
tepatnya pada 16 Mei 1928 ini merupakan karya seorang arsitek berasal
dari negeri Belanda, yang bernama Van Schouwenburg. Biaya pembangunannya
memakan biaya mencapai empat ratus ribu gulden. Penyelesaian
pembangunan memakan watu satu tahnu dan baru diresmikan pada tanggal 16
Mei 1929. Gedung tersebut pada awalnya bernama Geologisch Laboratorium
yang kemudian juga disebut Geologisch Museum.
Sebenarnya alasan pembangunan ini erat kaitannya dengan revolusi
industri yang terjadi pada bangsa Eropa pada abad 18. Revolusi tersebut
tentunya membutuhkan berbagai macam barang tambang. Pemerintah Hindia
Belanda menyadari akan peluang tersebut kemudian mulai melakukan
penguasaan terhadap pencarian sumber barang tambang di Indonesia untuk
menyokong perekonomian bangsa Belanda.
Mereka menyadari bahwa hasil penelitian barang-barang yang ditemukan
memerlukan tempat penyimpanan. Selain menemukan barang tambang, mereka
juga menemukan berbagai macam fosil dari hasil galiannya. Lalu didirikan
gedung yang diberi nama “Geologisch Laboratorium” yang kini bernama
Museum Geologi untuk menyimpan semuanya.
Saat Jepang mulai menguasai Indonesia, kepengurusan gedung pun berpindah
tangan dan berganti nama menjadi Chishitsu Chosacho. Di mana-mana
terjadi pertempuran. Maka, sejak Desember 1945 sampai dengan Desember
1949, yaitu selama 4 tahun berturut-turut, kantor PDTG terlunta-lunta
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Pemerintah Indonesia berusaha menyelamatkan dokumen-dokumen hasil
penelitian geologi. Hal ini menyebabkan dokumen-dokumen tersebut harus
berpindah tempat dari Bandung, ke Tasikmalaya, Solo, Magelang,
Yogyakarta, dan baru kemudian, pada tahun 1950 dokumen-dokumen tersebut
dapat dikembalikan ke Bandung.
Dalam usaha penyelamatan dokumen-dokumen tersebut, pada tanggal 7 Mei 1949, Kepala Pusat Jawatan Tambang dan Geologi, Arie
Frederic Lasut, telah diculik dan dibunuh tentara Belanda. Ia telah gugur sebagai kusuma bangsa di Desa Pakem, Yogyakarta.
Sekembalinya ke Bandung, Museum Geologi mulai mendapat perhatian
dari pemerintah RI. Hal ini terbukti pada tahun 1960, Museum Geologi
dikunjungi oleh Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno.
Pengelolaan Museum Geologi yang semula berada dibawah Pusat Djawatan
Tambang Dan Geologi (PDTG), berganti nama menjadi: Djawatan Pertambangan
Republik Indonesia (1950-1952), Djawatan Geologi (1952-1956), Pusat
Djawatan Geologi (1956-1957), Djawatan Geologi (1957-1963), Direktorat
Geologi (1963-1978), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978 -
2005), Pusat Survei Geologi (sejak akhir tahun 2005 hingga sekarang)
Seiring dengan perkembangan zaman, pada tahun 1999 Museum Geologi mendapat
bantuan dari Pemerintah Jepang senilai 754,5 juta Yen untuk direnovasi.
Setelah ditutup selama satu tahun, Museum Geologi dibuka kembali pada
tanggal 20 Agustus 2000. Pembukaannya diresmikan oleh Wakil Presiden RI
pada waktu itu, Ibu Megawati Soekarnoputri yang didampingi oleh Menteri
Pertambangan dan Energi Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.
Saat ini, museum geologi Bandung merupakan bagian dari Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral, Republik Indonesia. Berbagai macam
contoh batuan, mineral, fosil dan artefak yang ditemukan para ahli
geologi dari berbagai daerah di kawasan Hindia Belanda terdahulu ada di
museum ini. Koleksi Museum Geologi terbagi kedalam tiga ruangan yang
berisikan :
1. Sejarah Kehidupan
2. Geologi Indonesia
3. Geologi untuk Kehidupan Manusia
Pada ruangan sejarah kehidupan, menampilkan koleksi fosil mengenai
peradaban manusia purba pada zaman prasejarah dan yang paling menarik
adalah replika fosil T-rex dan cetakan kaki Tyrannosaurus. Pada galeri
lain terdapat fosil hewan vertebrata di Indonesia yaitu seperti gajah
purba (Stegodon trigonocephalus, Sinomastodon bumiayuensis), badak
(Rhinoceros sondaicus) dan sebagainya.
Ruangan geologi Indonesia menampilkan tentang asal muasal Bumi, tektonik
Indonesia yang membentuk gugusan pulau. Dan terbagi-bagi dalam galeri
Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua,
serta galeri Survei Geologi, Gunungapi, Dunia Batuan dan Mineral.
Sementara itu ruangan geologi untuk kehidupan berisi tentang benda-benda
yang dapat dimanfaatkan seperti Pemanfaatan Batuan dan Mineral,
Eksplorasi dan Eksploitasi, Bahan Galian Komoditas Nasional, Gempabumi
dan Gerakan Tanah, Bahaya dan Manfaat Gunungapi, Air dan Lingkungan dan
masih banyak lagi. Nah pasti menjadi liburan menarik bukan. Nah Habiskan
Liburanmu dengan menelusuri Museum Geologi Bandung dan temukan beragam ilmu pengetahuan disini.