Sepanjang , Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, meletus sekurangnya 30 kali. Letusan disertai pula dengan luncuran awan panas.
"Masyarakat yang berada di bawah radius 5 kilometer dari kaki Gunung Sinabung tersebut harus mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk menjaga hal-hal yang tidak diingini," tutur Koordinator Media Center Penanggulangan Bencana Sinabung Posko Kabanjahe, Jhonson Tarigan, saat dihubungi dari Medan, Selasa malam.
Jhonson mengatakan luncuran awan panas yang menyertai letusan pun semakin sering terjadi dengan jarak luncuran semakin jauh. Bila sebelumnya luncuran awan panas mencapai jarak 3 kilometer dari kawah gunung, pada Selasa jaraknya mencapai kisaran 4 sampai 5 kilometer ke arah Tenggara.
Pengungsi terus bertambah
Jumlah pengungsi akibat letusan Gunung Sinabung yang sudah berlangsung berbulan-bulan juga terus bertambah. Per Selasa, jumlah pengungsi tercatat 26.088 orang dari 8.103 kepala keluarga. Sehari sebelumnya, pengungsi mencapai 25.810 orang dari 8.040 kepala keluarga. Jumlah pengungsi diperkirakan masih akan terus bertambah.
Jhonson mengatakan para pengungsi tersebut berasal dari 34 desa dan 2 dusun di Kabupaten Karo. Di antara desa asal pengungsi adalah Desa Sukameriah, Guru Kinayan, Selandi Lama, Kuta Rakyat, dan Sigaranggarang di Kecamatan Payung.
Lalu, Desa Berastepu, Sibintun, Gamber dan Kuta Tengah, Kuta Mbelin, Kebayaken, Kuta Tonggal, dan Sukanalu di Kecamatan Simpang Empat. Juga, Desa Tiganderket, Mardinding, Temberun, Pintubesi, Perbaji, dan Kuta Mbaru di Kecamatan Tiganderket.
Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi meningkatkan status Gunung Sinabung dari level "siaga" menjadi "awas" . Peningkatan status aktivitas gunung berapi tersebut seiring meluasnya lontaran material vulkanik berukuran 3 sampai 4 sentimeter dengan jarak lontaran mencapai 4 kilometer.