Sumber dari kelompok operasi khusus Navy SEAL Amerika Serikat
menyatakan mantan pimpinan Al-Qaidah, Usamah bin Ladin, ditembak lebih dari
seratus kali dalam operasi penangkapannya pada 2011. Laporan ini dirilis situs
Internet yang populer di kalangan komunitas intelijen. Dalam laporan itu
disebutkan hal inilah yang membuat pemerintah AS tidak pernah merilis foto-foto
mayat pria asal Arab Saudi ini.
Mengutip dua sumber rahasia, The Special Operations Forces Situation Report
menyatakan anggota tim Navy Seal secara bergantian menembakkan amunisi ke tubuh
Usamah. Situs ini melanjutkan, Navy SEAL menyatakan tindakan ini dilakukan
untuk memastikan Usamah benar-benar telah tewas dan tidak ada lagi ancaman.
"Apa yang terjadi dalam serangan terhadap Bin Ladin di luar batas dan
berlebihan," kata penulis laporan, Jack Murphy.
Usamah bin Ladin tewas dalam penyergapan oleh pasukan khusus Navy SEAL di
Abottabad, Pakistan, di rumah persembunyiannya. Seusai penyerangan yang
menewaskan pemimpin Al-Qiadah itu, Presiden AS Barack Obama dan pemerintahannya
menyatakan tak akan merilis foto-foto jenazah ataupun penguburannya di laut.
Alasannya, mereka khawatir materi itu digunakan sebagai propaganda oleh
AlQaidah.
Rincian tentang misi rahasia ini pernah diulas dalam buku salah satu anggota
pasukan itu, Mark Bissonnette. Murphy menyebut tulisan Bissonnette merupakan
versi yang "paling terukur dan sopan" dari operasi itu.
Dalam bukunya, Bissonnette tidak mencantumkan berapa banyak penembak dan
jumlah peluru yang digunakan. "Saat sekarat, dia masih bergerak. Kami
mengarahkan laser ke dadanya dan menembak beberapa putaran," ujarnya,
dalam buku No Easy Day yang diterbitkan pada September 2012.
Murphy berpendapat jumlah peluru yang digunakan hanyalah sedikit dari
masalah yang tumbuh dalam tubuh Navy SEAL. "Tindakan mereka memburuk dari
waktu ke waktu," tulis veteran Army Special Operations ini. "Masalah
sebenarnya bukan pada Bin Ladin berubah menjadi keju Swiss, melainkan jenis
perilaku ini telah menjadi prosedur operasi standar dalam unit ini."